Assalamualikum w w
Setelah sekian lama aku buat blog yang isinya tentu saja sesuai dengan cover depannya yaitu “Tentang Asmela”…. Anda tentu bisa saja menebak isinya adalah semua mengenai si Asmela itu sendiri (kalau masih g bisa nebak, ya sudahlah.. jangan terlalu difikirkan) dan itu adalah aku…
Tapi, aku belum pernah menceritakan tentang orang-orang yang begitu dekat dengan ku, yaitu keluargaku. Ini karena aku sudah jarang bersama mereka beberapa hari terakhir ini, penyebabnya yaitu demi mencapai cita-cita (halah)..
Baiklah, jam di dinding kamarku menunjukkan 18:50 WIB 161110… di saat dimana aku meniliskan blog ini.
Tapi, kenapa aku posting sekarang???
Ya biasalah, g jauh alasannya karena jaringan. Disini di “Kampungku” belum ada sinyal provider yang aku gunakan untuk modemku,, dasar kolot… tapi aku tetap cinta kampungku tersebut… (mela g consist).
Mela yang akan selalu berfikir positif (hehehehe,, kadang-kadang itu hanya dimulut saja) mengambil kesimpulan bahwa beberapa bulan lagi sinyal provider itu pasti ada,,, PASTI!!! *semangat membara*
Eh eh eh… kenapa ceritaya kemana-mana ini…
Oh Mela,, look at the topic!!!
Ehem ehem,, kembali ke to….pik *gaya Tukul 4 mata*
Ku panggil beliau papa,,, Beliau adalah pria berkumis tipis.. (uhuy,,,)
Beliau adalah kepala keluarga, imam, panutan, dan kepala keluarga kami...
Beliau dengan suara merdunya dapat menggetarkan jiwa ku jika beliau Azan di Mushalla di dekat rumah kami,,,, indahnya...
Umur beliau yang sudah tidak dapat dikatakan muda lagi sering membagi pengalaman hidupnya ke kami. Aku tahu maksud beliau (ingin kami belajar dari itu)..
Banyak sekali pengalaman hidup yang beliau ceritakan, mulai dari kenakalan remaja, asmara, hingga agama... dan sering sekali cerita beliau membuat senyum mengembang di wajahku.
Beliau dikenal banyak orang karena sifat beliau yang supel (kenapa itu tak menurun padaku???).
Aku suka melihat beliau tersenyum, tertawa. Aku tak suka melihatnya menangis dan aku belum pernah melihat itu, dan mudah-mudahan aku tak membuatnya menangis.
Maafkan aku papa, jika aku pernah membuatmu bersedih…
Dari kiri ke kanan : Rara dan Papa
Emak, beliau itu ibuku...
Sering orang bertanya, aku tak tahu, itu karena aku adalah anak bungsu yang hanya ikut-ikut saja dengan ketiga kakak di atasku yang memanggil dengan panggilan papa dan emak. Pertanyaan itu adalah “kok panggilannya papa dan emak? Kok bukan papa dan mama atau bapak dan emak??”
Beliau adalah emakku, orang yang melahirkan aku dan surga itu adalah di tapak kaki beliau... (apakah anda pernah berfikir untuk memotong kaki ibu kalian untuk mencuri surga??? Jangan sampai!!!)
Beliau sepertinya adalah wanita pendiam ketika beliau masih remaja,
Beliau adalah orang yang begitu berhati-hati dalam mengambil setiap langkah, beliau tidak banyak bicara, tapi aku tak menganggap beliau tak pedulikan kami,,
Satu hal yang pasti,, beliau sayang kami!!!
Sepertinya sifat pendiam itu menurun padaku,
Kalau aku menilai diriku sendiri, aku adalah orang yang pendiam, tapi itu akan berbeda 180 derajat jika aku sudah kenal dekat dengan seseorang, aku bisa menjadi orang yang sangat cerewet, tertawa lebar, penuh dengan humor (halah....)
Begitu pula anggapanku terhadap emakku..
Dari kiri ke kanan: Aku, Mak dan Ni Emi
Hal yang ingin kupersembahkan kepada papa dan mak adalah membuat mereka bangga atas prestasi dan kehidupanku. Aku ingin menebarkan aroma kebahagiaan di wajah mereka... dan meskipun tidak mungkin, aku sangat ingin membalas segala jasanya.
Dan pada dasarnya aku tak ingin dicap sebagai “Mela Kundang” haha
Abang gadang disingkat Bang Dang, itu adalah kakak sulungku..
Hmmmm, orang yang suka sekali memelihara rambut panjang semenjak di bangku kuliahnya adalah ayah gaul dari seorang anak yang bernama Biyu (pernah ku ceritakan pada blog sebelumnya).
Dia pria blak-blakan yang juga punya sifat yang supel (turunan Papa) yang sering sekali menyiksaku ketika aku masih kecil dulu (keciiilll sekali)…
Dia pernah memelukku hingga aku sulit bernafas, tapi dia yang sering dan dengan begitu bangga menandatangani PR ku ketika aku masih di bangku sekolah dasar.
Aku rasa abangku yang satu ini sangat cocok dengan Ni Emi (iparku), karna mereka berdua adalah orang-orang yang sangat suka sekali jalan-jalan. Bahkan sewaktu hamil, Ni mi pernah bilang “Bg, sakik kapalo mi kalau di rumah se”... hahah,, ajaib, biasanya kan orang kalau terlalu lama jalan di luar bikin sakit kepala,, eh ini malah sebaliknya.
Dan sepertinya sifat itu menurun kepada anak mereka Biyu..
Abang ketek disingkat Bang Tek,
Pria yang memelihari janggut tipis di dagunya adalah kakak ku yang no 2, dia itu dikenal pendiam (sama halnya denganku), tapi tentu saja berbeda dengan ku. Aku percaya kalau diamnya adalah emas, kalau aku diam karena bego’ (hehe)..
Dia memang tidak banyak bicara, namun jika sekali terlontar kata dari bibirnya, maka kita akan tertawa.. penuh humor, itu lah dia.
Berbeda dengan kakakku yang pertama, dia paling tidak suka menandatangai PR SD ku. Padahal dia sering mengajariku menyelesaikan PR-PR tersebut.
Kata bu guru dan pak guru saat ku SD “PR nya harus ditandatangani oleh wali yang mengajarkanmu menyelesaikan PR itu ya….” Lalu dengan wajah lugu dan polos kami serentak menjawab “yaa,, buk” (ahhh, jadi teringat masa itu *ngelamun*).
Tapi abangku yang satu ini jarang sekali mau menandatanganinya (kecuali terpaksa). Dia selalu bilang “tanda tangan sama papa, mak atau abg aja".
Selanjutnya adalah uni.. alias U, “u” maksudnya bukan “you”, tapi hanya “u” dalam bahasa Indonesia.
Dia adalah perempuan penyabar yang dianugerahi anak yang begitu cantik dan punya suara melengking yaitu Rara (pernah ku cerita pada blog sebelumnya). Serta seorang suami yang baik (Bg Son,, jaga uni ku yaa).
U bukannya hanya sekedar uni bagiku, dia juga adalah sahabat bagiku, aku lebih suka bercerita segala sesuatu yang terjadi padaku setiap harinya kepadanya, mungkin karena ami sama-sama perempuan.
Dia orang yang disana-sini punya banyak kenalan, ceritanya ketika aku pergi jalan berdua dengan nya, pasti selalu banyak orang yang menyapanya… (tak seperti aku orang yang begitu kuper,, heheh, maklum gadis pemalu,,)
U, kurindukan kamu...
Dan yang paling bungsu adalah aku,,
Hohoho...
Nenek yang ku panggil Nina, beliau yang mengasuhku ketika kedua orangtua ku berangkat bekerja, beserta Alm kakek alias Nakek,..
Heheheh, aku ne orang yang durhaka kepada nenek, kenapa ku bilang begitu, karena aku sering sekali tak mendengarkan apa kata beliau,,
Hehe, biasalah kalau udah tua kan kebanyakan yang cerewet dan banyak pintak,, tapi aku tak kan tahu bagaimna aku kalau sudah tua dan jadi nenek-nenek nantinya..
Maapkan cucumu yang keras kepala dan tak bias diatur ini ya Nina...
Kalau berbicara tentang keluarga, akan lebih banyak lagi keluarga yang tidak dapat aku ceritakan semuanya..
Dan tentu saja kita semua adalah keluarga, karena kita adalah anak cucu Adam.
Begitulah tentang keluargaku..