Ketika engkau lahiri dan Ummi Shibiyan mencubitmu
Agar menangis pertanda hidupBersama cahaya pertama yang menyusup ke biji mata mu
Kematian menjelma bayangmu
Agar dapat terus mengikutimu
Ia menguntitmu kemanapun kau ke puncak gunung yang tertinggi
Atau pulau terdalam
Sepanjang hidupmu, ia bertengger di tengkukmu
Meski tak mencemaskanmu, ia bergidik juga
Ketika engkau menatap jurang yang dalam
Meski ia agak gemetar pula, tapi suka menggodamu
Ketika kau menyebrang jalan yang ramai
Tak seperti lelaki murahan
Atau perempuan hidung belang yang telah menipumu
Ia setia
Tak pernah ingkar janji
Dan selalu tepat waktu
Ketika engkau berteriak girang
Atau terpekur sedih setelah lelah tualang ke lekuk
Seluruh bumi, kematian akan tersenyum di hadapanmu
Ia merentangkan tangan memperlihatkan rahasiamu
Yang selama ini ia simpan
Sambil berkata “tinggal kematian petualangan yang tersisa”