Sebab cucuran tangis tak kuasa membujuk maut
Sekarat di rerumputan seekor kuda bergulingan
Terbang rangkiknya menembus nganga langit
Di kilau matanya bulan merah berayun
Semerah mawar darah
Di matanya yang penuh dengan isak kupu-kupu
Aku melihat
Seorang perempuan berdiri sepanjang malam
mengulum tangis
Seorang perempuan yang tak terbayangkan oleh
maut
Tak kuasa menolak takdirnya
Berlari di rumput nganga langit
Berguling di lengang padang bintang
Pada lembar nyeri hari
Pada kapas napas diri
Tangisnya lelah menuliskan kesedihan
O, kuda yang sekarat dilecut maut
Biarkan perempuan itu dipacu ngilu waktu
Berguling di hela ringkik sajak
Sampai peluh darah mengulum kata terakhir
Terbang bersama arwah mawar dan hantu
kupu-kupu
Menembus nganga tangis
Bersama penghabisan ringkiknya