Icin yang sudah ku kenal sejak PKKMB, alias dalam bahasa kerennya ospek.
Kebetulan waktu itu aku satu kelompok dengannya, waktu itu ya sebatas kenal saja, cerita-cerita dikit. Maklumlah aku kan orangnya pemalu (halah) .
Dia juga ternyata satu kelas dengan ku, fisika NR’06. Sampai disini aku tahu, dia smart (hiks hiks,, tidak seperti aku yang OON).
Kalau bercerita tentang Icin, 1-10, dia dapat 9, atau 9,5 (ini lebih cocok).
Kenal Icin lebih jauh beberapa bulan terakhir ini. Itu adalah bulan-bulan dimana aku dan Icin melaksanakan praktek lapangan di daerah yang sama dengan kampung halaman Icin.
Aku menginap di rumahnya,
Dari sana aku lebih dekat dengannya beserta dengan keluarga besarnya,,
Hmmm (teringat)
Icin, orang yang begitu penyabar, selalu tampak ceria, begitu patuh kepada keluarga, begitu ikhlas meski sangat suka tidur selalu semangat dengat “power of the kepepe”nya.
Dia cewek berjilbab yang begitu mungil (jangan tersinggung Cin) adalah cewek supel yang suka memberi.
Memberi adalah pelajaran berharga yang diajarkan ayahnya padanya. Kata ayahnya yang dia ceritakan padaku: “tak ada salahnya kita memberi dan berbagi rezki, itu takkan seberapa, kita tak berharap imbalan ataupun balasan, kita hanya berharap, jika suatu hari kita berada dalam kesulitan dan butuh bantuan, akan ada banyak orang yang bersedia membantu”.
Sungguh kata-kata yang bijak dari bibir seorang ayah yang bijaksana.
Itulah Icin yang tak beda jauh dengan ayahnya. Kusebut ayahku juga, tapi berbeda, haha..
Pendapat ini bukan hanya aku saja yang menyadarinya, mungkin lebih banyak lagi orang yang dekat dengannya yang berpendapat sama.
Mau bukti??
Buka aja tulisan iparnya..
http://www.facebook.com/asmela?v=wall&story_fbid=139509622731059#!/note.php?note_id=420447606678
Wah kalau ingat ipar icin, bg Dolla, jadi ingin ketawa.
Tak seperti tampilannya, beliau seorang ikhwan yang dengan sejuta pengetahuan dan pengalamannya di banyak bidang, seperti islam, komunikasi, organisasi, dan banyak lagi mungkin yang tak ku ketahui dengan seorang dokter yang mendampinginya sebagai seorang istri (taci icin) ternyata begitu kocak. Aku bahkan bingung *berfikir*, dari mana beliau mendapatkan begitu bayak pembendaharaan kata untuk sebuah joke…
Mungkin saja beliau mantan lenong bocah.
Hmmmmmmmm
Bukan hanya kocak, dia juga candra (candu raun <<>
Ayah dan ibu,
Itu panggilanku untuk ayak dan Ibu Icin,
Begitu klop,..
Miss them
Masih ada ungku, amak, bg Ade n enal…
selalu ku rindukan,
hehhehe... hanya tinggal kenangan
ReplyDeleteketika kau dan aku bersama
tapi kamu curang meL, hik.. kamu tega ninggalin aku, hik.. (ini bukti klo mela lebih pintar dari icin, jangan bilang OON lagi ya...)
hehhe.. selamat ya friend.. klo udah wisuda oktober besok, jangan lupa sering-sering main ke PARIS.. okeh, ditunggu lo ^_^
oh oh oh oh...
ReplyDeletebukan bgtu cin,,,
bukan nya lebih pintar,
hanya saja mela duluan selangkah ajo ny..
thnx..
taragak ksitu cin,,
tp siap rayo lah I-Allah,,,
ya ya ya, saya suka, awas klo sampe dak datang, mel dak pulang kampung doh kan?
ReplyDeleteajak ni linda sekalian ya :)
hehehe...
ReplyDeleteI Allah
ni linda dah pulkam