Melalui hidup penuh liku
Ku carimu dalam diam mata batin
Sepenggal bulan di langit tinggi memberiku bimbang dari pagi ke pagi
Ufuk merah menunda harapan yang pergi
Sebenarnya kita tak saling sapa dalam hati
Ku jemu berkata-kata sendiri
Menahan intifada dalam gemuruh luka
Semakin ku tekan, semakin membisik
Semakin terus semakin membiak
Lalu kau dimana?
Tak datang tak pulang
Pada rumah batin yang kita bangun
Pintu-pintunya yang terkuak lantai bersatu luka
Tak siapa mengetuk tak siapa masuk
Sedang aku di tangga menunggu
No comments:
Post a Comment